Harianwarna.ID, KOTABUMI – Mogoknya para dokter spesialis, mendapat kecaman dari berbagai elemen. Pasalnya, orientasi dokter semata karrna uang dan bukan murni melayani masyagakat. Sehingga, melalaikan kewajiban sebagai dokter spesialis. Aksi ini dinilai telah menyimpang dari kode etik serta sumpah sebagai dokter. Demikian yang disampaikan praktisi Hukum Universitas Muhammadiyah Kotabumi, saat di hubungi via selular, Kamis (16/1).
“Sebagai dokter, harus profesional. Mereka kan sudah disumpah, dan punya kode etuk. Jangan karena insentif tidak terbayar, harus melalaikan kewajiban mereka.” ujar Suwardi.
Kemudian katanya, tugas seorang dokter itu sangat mulia. Membantu dan malayani masyarakat yang membutuhkan.”Fahami dulu tupoksi dokter, jangan mudah ambil keputusan. Sehingga merugikan masyarakat, khususnya pasien.”terang Suwardi yang juga Dekan UMK.ini.
Seharusnya kata dia, dokter spesialis memahami kondisi keuangan Lampung Utara saat ini, semakin memprihatinkan. Sehingga, dokter dapat menyikapi persoalan dengan tenang dan sabar. Sebagaimana dokter menangani pasien, dengan ketenangan dan kesabaran.
“Mestinya tidak perlu mogok, sikapi dengan tenang. Apalagi, mereka sudah biasa bekerja dengan tenang dan sabar. Ingat, tujuan menjadi dokter. Melayani masyarakat.”tuturnya.
Untuk itu dia berharap, aksi tersebut tidak terulang kembali. Karena akan merugikan masyarakat, khususnya pasien akan terbengkalai.”Kita berharap, tidak terulang lagi. Semoga dokter mengkedepankan jiwa sosialnya, dan bukan karena uang.” harap Suwardi.