Harianwarna.ID, Lampung Barat – Virus Corona, berdampak pada resesi ekonomi. Bahkan, semua negara sampai tingkat Desa merasakan hal yang sama. Kondisi inilah yang juga di rasakan oleh petani di negara kita, tidak terkecuali di Kabupaten Lampung Barat. Mereka (petani), dalam Enam bulan tetakhir merugi puluhan juta rupiah akibat anjloknya harga sayuran seperti Tomat.
Kondisi inilab membuat petani enggan memanen hasil, bahkan terkesan sengaja membiarkan tomat membusuk di batangnya. Kekecewaan petani, akibat anjloknya harga tomat yang sebelumnya Rp4000//kg, menjadi Rp700/kg.
“Keadaan ini, membuat kami sangat terpukul. Harga tidak sebanding dengan modal yang kami keluarkan,”kata Yanti, petami Sayur Pekon Hanakau, Sukau Lambar, Minggu (11/10/2020).
Apa yamg di katakan Yamti, realistis. Karena, modal membuka lahan 5.000 m2 lebih dari Rp30 juta. Sementara, hasil panen hanya Rp7 juta.
“Jangankan untung, modal kami selama ini tidak kembali,” keluh Yamti.
Kepahitan ini, tidak hanya di rasakan Yanti saja. Para pengepul di.pekon lainnya bernasib sama. Seperti yang di alami Geulis, warga Pekon Raya, Kecamatan Sukau. Dirinya, sangat kesulitan memasarkan Tomat.di tengah-tengah pasar.
“Saat ini, Permintaan turun drastis. Kami juga tidak tahu pasti, kenapa bisa jadi seribu per kilogram,” ujar Geulis (daniel/eki)