Harianwarna.ID, Lampung Utara – Ketika kita besar, sukses, jangan pernah menzholimi orang yang telah membesarkan kita. Tanpa orang-orang tersebut, kesuksesan tidak akan di raih. Jadilah diri sendiri, jangan ikuti saran yang akan menjerumuskan. Itulah pesan mantan Bupati Lampung Utara, periode 2009-2014, Drs. H. Zaenal Abidin, MM, kepada pemimpin Lampung Utara. Di Redaksi WARNA.ID, Sabtu (21/11/2020).
“Ini kunci ketika kita menjadi orang besar, jangan pernah menzholimi orang yang telah membesarkan kita. Kalau bisa bantu, ya bantu. Karena, tanpa mereka, kita tidak akan menjadi sukses,” ingat Zarnal.
Selain itu, pemimpin juga harus jadi diri sendiri. Sehingga, terhindar dari jurang kehancuran. Bisa.memilah mana yang baik dan buruk, agar perjalanan karienya menjadi baik.
“Saya juga banyak belajar, hairi fasyah (mantan Bupati Lampura) guru saya juga. Makanya, saya tidak pernah menzholimi orang. Apalagi, kepada orang yang sudah membuat kita besar,” ujar Sidi Zaenal, sapaan akrabnya.
Kemudian, terkait kekosongan kursi wakil bupati Lampung Utara. Bupati harus segera menindaklanjutinya, agar proses pengisian kursi wabup tersebut terlaksanan.
“Harus segera di isi, bupati jangan lama-lama atau larut dalam euforia. Karena, wabup itu di atur Undang-undang,” tegasnya.
Dia juga menjelaskan, tentang statement bupati lampung utara beberapa waktu lalu, ” bakal calon Wakil Bupati harus tidak punya niat lain”. merupakan hak semua orang. Sebab, wakil bupati di usung dari partai politik, dan secara otomatis wabup tersebut bisa berpolitik. Keharmonisan pasangan, tergantung pemimpin piawai atau tidak dalam membina atau menjalin hubungan baik dengan pasangannya.
“Yang harus di fahami, Wakil bupati nanti akan di usulkan melalui partai politik. Artinya, wabup itu orang politik. Ketika ada niat lain, itu hak semua warga negara. Tinggal bagaimana pemimpinnya, piawai menjalin hubungan atau tidak,” tuturnya.
Saat ini, lanjutnya. Pemimpin harus mengembalikan jati diri daerah lampura. Agar, nama daerah kenjadi.lebih baik.
“Tunjukan kinerja, bisa mengembalikan daerah seperti semula atau tidak. Jika tifak mampu, sudah pasti bagian dari yang menghancurkan daerah,” pungkasnya. (*).