Bansos Salah Sasaran Di Pesibar, Makin Terkuak

Img 20210221 Wa0102

Harianwarna.ID, Pesisir Barat – Meski pemerintah terus melakukan verifikasi dan validasi DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), faktanya penyaluran bansos bagi FM-OTM (Fakir Miskin-Orang Tidak Mampu) di lapangan masih saja salah sasaran.

Kasus inclusion error (menetapkan orang yang tidak memenuhi syarat sebagai penerima manfaat) dan exclusion error (tidak menetapkan orang yang memenuhi syarat sebagai penerima manfaat) terus terkuak. Dan, jumlahnya tidak sedikit.

IMG-20210221-WA0098

Di Kabupaten Pesisir Barat, penyaluran bansos tidak tepat sasaran ditemukan pada sejumlah Kecamatan. Setelah sebelumnya didapati fakta di Pekon Pagarbukit, Kecamatan Bengkunat Belimbing, kini dugaan inclusion error dan exclusion error yang parah kembali di temukan di Pekon Sukanegara dan Pekon Sukabanjar, Kecamatan Ngambur.

Di Dusun Siring Balak Bawah, Pekon Sukabanjar, ditemukan belasan rumah tangga penyandang masalah sosial yang tidak masuk DTKS. Akibatnya, mereka tidak mendapat bansos meski sebenarnya memenuhi syarat. Angka belasan itu hanya di satu dusun!. Sebaliknya, pada dusun yang sama, ditemukan sedikitnya 5 rumah tangga yang tidak memenuhi syarat tapi masuk DTKS dan menikmati bansos.

IMG-20210221-WA0105

Keluarga Fatkur Rohman (30) adalah satu diantara belasan kasus exclusion error yang ditemukan di Pekon Sukabanjar. Keluarga penyandang OTM (Orang Tidak Mampu) ini, tinggal pada rumah papan reyot berukuran 3 X 5 meter. Separuh ruangan rumahnya,  berlantai semen kasar dan bagian lainnya berlantai tanah.

Begitu juga, dengan Jamban yang mereka pakai. Menggambarkan, betapa buruknya sanitasi yang ada. Terlihat, sebuah closet jongkok tanpa dinding, hanya ditutupi plastik mulsa yang ditempelkan pada empat tiang kayu kecil. Parahnya lagi. jamban ini tidak memiliki septic tank.

IMG-20210221-WA0103

Dengan bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan sawit, tentunya Faktur  Rohman, sangat kesulitan untuk menafkahi  istri dan kedua anaknya yang masih balita. Ironinya lagi, meski kehidupannya sangat memprihatinkan, keluarga ini tidak masuk DTKS. Dan bisa dipastikan, tidak berhak menerima bansos PKH ataupun bantuan lainnya.

“Saya enggak berani, kalau di suruh nanya ke pak kadus, apalagi protes. Ya nrimo sajalah,” kata Faktur, Minggu (21/2/2021).

IMG-20210221-WA0114

Selain Faktur, masih ada lagi warga  mempunyai nasib yang sama. Diantaranya, Manisah, Endang, Siti Muslimah, serta sejumlah rumah tangga lainnya di dusun itu. Tapi, mereka tak berani bersuara, menentang penyaluran bansos yang salah sasaran.

Kontras dengan nasib malang Fatkur, sejumlah orang kaya di Dusun Siring Balak Bawah, justru ibarat menerima durian runtuh. Meski tergolong kaya, mereka tanpa ragu dan malu menerima dana PKH dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).  Salah satunya, Siti Nurjanah, yang pekerjaannya Pedagang kain, dan memiliki rumah beton dua lantai. Tampak dirinya nyaman, dan menikmati bansos meski di depan rumahnya ada keluarga miskin yang tidak memdapat bantuan.

IMG-20210221-WA0100

Bukan rumah beton saja, Keluarga ini, bahkan memiliki dua unit mobil! Satu merupakan mobil pribadi, dan satu lainnya mobil komersial angkutan sawit. Di ketahui, Nunung Indrajaya, suami Siti Nurjanah memang pengusaha angkutan sawit.

Selain Siti Nurjanah, masih ada lagi. Seperti Tako dan Nengsih. Lebih parahnya lagi, ada oknum guru juga ikut menikmati bansos ini.

IMG-20210221-WA0099

Hingga berita ini ditayangkan, pendamping PKH Pekon Sukabanjar belum bisa ditemui untuk dimintai konfirmasinya. Sebab yang bersangkutan, tinggal di Bandar Lampung. Menurut ketua kelompok PKH Siti Nurjanah, pendamping PKH bernama Yulis hanya datang saat akan ada pencairan dana atau ada pertemuan anggota.

Saat dimintai konfirmasi terkait penyaluran bansos di Dusun Siring Balak Bawah, Siti Nurjanah mengakui masih ada sejumlah FM-OTM yang belum kebagian bansos. Alasannya, mereka belum masuk DTKS.

IMG-20210221-WA0101

“Meskipun memenuhi syarat, tetap tidak bisa diberikan dana bansos itu,” ujar Siti Nurjanah.

Ia berdalih, sudah melaporkan kasus exclusion error ini kepada pendamping PKH dan aparat pekon, namun belum ada perbaikan. (Andi Saputra)

Please Post Your Comments & Reviews

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *