PMII STIT Pringsewu Berbagi Takzil Dan Buka Bersama

Img 20210425 Wa0078

Pringsewu – Dalam Momentum peringatan Harlah PMII dan hari kartini di Bulan Ramadhan, puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STIT Pringsewu, Berbagi Takzil, Jumat (23/04)

Takjil dibagikan di lokasi Jalan Raya Lintas Pringsewu, Kegiatan Takzil di lakukan dari jam 16.30 sampai menjelang maghrib. Adapun takzil di bagikan di mulai depan Sekretariat PMII STIT Pringsewu, lalu di rest area dan berakhir di Tugu Gajah Pringsewu, Kegiatan tersebut di sambut ramai pengguna jalan raya dan masyarakat sekitar yang melintas.

Ketua Pengurus Komisariat (PK) STIT Pringsewu, Abi Rifai rangkaian kegiatan Harlah Organisasi Mahasiswa yang lahir pada 17 April 1960 dan hari kartini itu diawali dengan berbagi takjil, Buka bersama di sekretariat PMII STIT Pringsewu, Doa Bersama dan Sholat Tarawih.

IMG-20210425-WA0077

“Bulan Ramadhan ini Bertepatan dengan Harlah PMII Ke-61 dan Hari Kartini yang berlum lama ini, sehingganya kami memperingati nya dengan bagi bagi takjil, dan dilanjutkan dengan Refleksi, Doa Bersama dan Sholat Tarawih,” ungkap Abi

Di jelaskan Abi, Kegiatan Berbagi Takjil tersebut di gelar oleh pengurus komisariat dan diikuti oleh kader dan Anggota Komisariat STIT Pringsewu. Pada Moment kegiatan ini di harapkan dapat meneladani dan cerminan untuk merefleksi tokoh perempuan nasional R.A Kartini.

Menurut Laili Nurbaiti Sosok Raden Ajeng Kartini selaku ketua Korps PMII Putri (KOPRI) STIT Pringsewu mengatakan. Kegatan berbagi takjil ini dilaksanakan dalam rangka peringatan hari Kartini dan Harlah PMII ke 61 dibulan suci ramadhan dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan jiwa empati kepada yang lain dan meneladani perjuangan Raden Ajeng Kartini.

“Dengan adanya kegiatan bisa memberikan semangat juang atau membangkitkan lagi semangat dari KOPRI dan Pengurus untuk terus berdaya dan cerdas secara intelektual dan tidak ada lagi budaya patriarki” harapnya.

IMG-20210425-WA0076

Lebih lanjut Laili mengambil contoh kaderisasi di KOPRI yang dahulu pada jaman colonial perempuan dianggap kelas dua, lalu perjuangan sebatas di dapur, sumur dan kasur, sekarang bisa memilih berkiprah di manapun.

“Di dunia Pergerakan Kader Perempuan berhak dan layak menjadi pemimpin, menyuarakan pendapat, Berkarya Berprestasi Karena perempuan cerdas akan melahirkan generasi-generasi yang berkualitas” Tutup Laily. (Yusuf Setiawan)

Please Post Your Comments & Reviews

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *