Semua ada masa….!!
Oleh : Rojo Ktb
Tampak seorang anak kecil duduk meringkuk seorang diri, terlihat linangan mengalir dari kedua matanya. Sepertinya anak itu sedang menangis, namun belum di ketahui penyebabnya. Sementara tak jauh dari anak tersebut, teman2nya asik bermain dengan riangnya. Akhirnya ku hampiri dan bertanya pada si anak,
” ada apa dik, mengapa menangis..?”tanyaku padanya.
Lalu dia mengangkat wajahnya dan menatapku, lalu ia menjawab
“Aku tak boleh bergabung dengan mereka, aku gak boleh bermain dengan mereka” katanya seraya jari telunjuknya mengarah pada temannya yg sedang asik bermain..
Jawabannya membuatku penasaran,”mengapa mereka tak mengajakmu bermain?” tanyaku padanya.
Lalu si anak kecil menjawab dengan tersedu,”Aku tak diperbolehkan bergabung, karena mereka anak orang kaya. Sedangkan aku, orang miskin,” jelasnya padaku.
Mendengar ini, lalu aku membujuknya untuk pulang kerumah sembari menasehatinya. Setelah anak itu pulang, akupun langsung pergi kekantor tempatku bekerja.
Lima belas tahun kemudian, tak sengaja aku melawati sebuah rumah yang mewah. Akupun berhenti sejenak, melihat rumah mewah tersebut. Meski mewah, ada yang mengganjal dalam hatiku. Sebab rumah dan daerah yang kulalui ini, serasa tak asing bagiku. Lama ku mengingatnya, akhirnya ingatan ku kembali. Ya, aku ingat lokasi ini aku pernah bertemu seoarng anak kecil, dan mengantarnya pulang. Letak rumahnya persis berdiri diatas bangunan mewah tersebut.
Dengan penasaran, akupun mengetuk rumah sekaligus bertanya tentang anak kecil yang pernah kuantar pulang. Tak lama berselang, pintupun terbuka dan seorang pemuda ganteng dan gagah menyapa ku.
“cari siapa om, ada yang bisa saya bantu” ujar pemuda itu.
Aku yang terkesima melihat penampilan pemuda ini, langsung terkejut saat pemuda itu bertanya.
“tidak nak, om cuma mau bertanya. Dulu om mengantar anak kecil bernama Radit, rumahnya disinilah. Tapi rumahnya tidak semewah ini, makanya om mampir kesini” kilahku menutupi kegugupanku.
“kalau Radit saya sendiri om, om siapa ya,” ujarnya bertanya padaku.
Akupun bingung menjawabnya, lalu aku mencoba memberikan penjelasan agar ingatannya kembali pada lima belas tahun yang silam.
“Maaf ya nak Radit, lima belas tahun yang lalu ingat gak nak radit duduk sambil menangis, karena tak diajak temannya bermain. Lalu om hampiri nak radit, dan mengantar nak radit pulang” jawabku mengingatkannya.
Raditpun diam dan mencoba mengingatnya, dan akhirnya.
“O iya, Radit ingat sekarang. Ini om Aldi kan?, apa kabar om, lama gak ketemu” katanya sembari mencium telapak tanganku.
kemudian, akupun di mintanya masuk dan berbincang, dan bercerita bagaimana rumahnya dapat berubah mewah. Menurut penjelasan Radit, ia selalu mendapat bea siswa dari tingkat Pelajar sampai mahasiswa. dan berhasil menjadi seorang dokter sekaligus di terima PNS dan mempunyai klinik sendiri.
Ntah kenapa, terbesit dalam pikiranku untuk bertanya.
“O ya, teman2 mu waktu kecil dulu pada kemana dit. Masih tinggal disini, atau sudah pada pindah” tanyaku padanya.
“Masih tinggal disini om, tapi kasihan om. Sejak orang tua mereka meninggal, kehidupan mereka memprihatinkan om. Hartanya orang tuanya habis, pekerjaan mereka tidak jelas om.. Pokoknya, kasihan lihat mereka om” jelas Fadit.
Mendengar jawaban Radit, kembali ku nasehatinya. “Nak Radit, itulah kehidupan. Tidak selamanya matahari itu bersinar. Roda terus berputar, ada siang ada malam. Jadi, janganlah sombong dan teruslah berayukur, atas nikmat yang diberikan” Pesanku padanya, sekaligus akupun pamit. Sebab, masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.
“Terimakasih banyak om, pesan om selalu Radit jalani. Jangan lupa om, sering2 mampir kesini” ujarnya.
“Oke Radit, daa sukses selalu ya” jawabku sambil berlalu.
Ini hanya pesan untuk kita, agar selalu bersykur dengan apa yang di miliki. Dan yang harus ingat, kehidupan dunia ibarat sebuah roda yang berputar. Terkadang diatas, terkadang di bawah. (*)