Pahlawan Covid-19
Oleh : Rolly Johan, SH
Sabtu, 10 Juli 2021
Ada perasaan sedih, dan tak percaya ketika mendengar kabar direkrur RSUD Ryacudu Kotabumi yang juga seorang pejuang Covid-19 Lampung Utara meninggal dunia. Saya sebenarnya belum kenal dekat dan baru satu kali bertemu dengan almarhumah, saat beliau hadir memenuhi undangan Talk Show di Kantor Redaksi Warna.ID pada bulan Oktober 2020 lalu. Sosoknya terlihat sederhana, pleksibel, dan cepat beradaptasi, dan membuat kami cepat akrab sebelum acara talk show dimulai.
Saat itu beliau masih menjabat Kepala.Puskesmas Kecamatan Abung Selatan, kesibukannya juga luar biasa terutama masalah perkembangan virus Covid-19 di wilayahnya. Hebatnya lagi, dalam kesibukannya itu beliau masih memikirkan nasib anak2 di Lampung Utara, hal inilah yang membuat saya kagum dan tertarik mengundangnya sebagai nara sumber dalam tak show bertemakan “Perlindungan Anak”.
Sebelum acara di mulai, saya sempat bertanya tentang perkembangan Covid-19 di wilayah Kecamatan Abung Selatan, dimana pada saat itu lonjakan kasus banyak dari kecamatan tersebut.
“Jumlah yang terpapar terus meningkat, kebanyakan ini hasil tracing yang di lakukan tim medis,” ujar dr. Sri saat itu.
Setelah beribincang, acara talk Show pun di mulai. Dengan santai dan lugasnya almarhum menjelaskan semua pertanyaan yang ditujukan padamya. Terlihat juga beliau tersenyum, saat memaparkan apa yang menjadi masalah terhadap anak. Setelah satu jam, tak show pun berakhir. Kembali dr. Sri berbincang dengan Pemimpin Redaksi Harian Warna.ID, Laksamana Bangsawan, S. Sos, MM., ternyata mereka berdua merupakan teman sekolah yang telah lama tak berjumpa. Tertawa, bercanda bersama dengan nara sumber lainnya, dalam obrolan kosong tersebut.
Sayangnya, karena kesibukannya beliau tak bisa lama. Ia pamit pada narsum lainnya untuk melaksanakan tugas. Sebelumnya saya sempat melihat beliau menerima telepon, sebelum berpamitan. Itulah beliau, dalam.kondisi apapun siao melaksanakan tugas terutama masalah covid-19 Yang terjadi di Lampung Utara.
“Mohon pamit, ini ada tugas yang harus dikerjakan di kantor. Makasih telah mengundang saya, assalamu’alaikum,” ucapnya sembari bergegas menuju kendaraannya.
Dalam perjalanan waktu, tepatnya pada februari 2021 beliau di percaya oleh Bupati untuk memangku jabatan sebagai Direktur RSU Ryacudu Kotabumi. Pasca pelantikan, sebenarnya saya ingin menelpon beliau untuk mengucapkan selamat atas jabatannya sekarang sebagai dirut RSUD, sekaligus akan menjadwalkan talk show terkait program atau target beliau kedepan untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Ryacudu. Ntah kenapa, mungkin karena kesibukan membuat saya lupa.
Di tengah perkembangan covid-19 yang semakin tak rerkendali di Lampung Utara, saya tidak mengetahui jika sosok dokter yang low profile ini turut terpapar bahkan hampir sepekan belaiu di rawat di RSUD Abduk.Moeluk Bandar Lampung sebelum meninggal. Memang dalam sepekan tersebut, banyak pejabat Lampung Utara yang terpapar. Bahkan dari sebagian pejabat tersebut, salah satunya direktur RSUD Ryacudu. Jika pejabat lain okelah saya percaya bisa terpapar karena kesibukannya sering keluar daerah, tapi untuk direktur rumah sakit ini bisa terpapar sulit di percaya bagi saya.
“Lagi di rawat di bandar lampung, sudah hampir seminggu beliau di rawat,” ujar temanku saat bincang-bincang di warung kopi.
Sabtu pagi, setelah bangun tidur dan sarapan saya membuka HP andorid. Ini biasa saya kerjakan untuk mengetahui perkembangan melalyi berita. Setelah membuka Media Sosial (medsos) facebock, IG, dll, saya diam terpaku dan merasa tak percaya. Ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi terus mengalir. Saya pun masih penasaran, tentang kebenaran dan penyebab meninggalnya salah satu pejuang covid-19 Lamoung Utara.
“Halo bun, kabarnya direktur rumah sakit meninggal. Bener ya bun, sakit apa beliau bun,” tanyaku pada Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr. Maya Manan, Sabtu (10/7/202 ) sekira pukul 10.00 WIB.
“Benar, beliau meninggal dunia. Beliau terpapar covid-19 dan sudah sepekan di rawat di Bandar Lampung,” jelas Bunda Maya Manan.
Saat itu aku diam dan berpikir, mengapa beliau cepat pergi disaat lonjakan kasus covid kian meningkat, masih adakah sosok lain yang bisa menggantikan kiprah beliau khusus menangani covid-19?. Sebab saya faham, sosok wanita ini merupakan salah satu pejuang medis untuk memerangi lonjakan virus di Lampung Utara. Tapi Allah SWT berkehendak lain, dr. Sri, yang menjadi cermin bagi dokter lainnya khusus dokter wanita, lebih di cintai sang pencipta.
Selamat jalan bu dokter, terima kasih atas kehadiramu di Kantor kami, dan perjuanganmu dalam memerangi virus covid-19 begitu luar biasa. Bagi kami, kau adalah seorang pahlawan. Berkat perjuangan dan pengorbanamu, kau layak di sebut “Pahlawan”. (*)