Subarmo Sang Seniman
Oleh : Rolly Johan, SH
Selasa, 20 Juli 2021
Betapa terkejutnya saya pagi ini, baru saja membuka HP begitu banyak ucapan Innalillahi Wa Innalilllahi Roji’un atas meninggalnya salah satu pelaku seni Lampung Utara, Subarmo, WS, di media sosial. Betapa tidak, saya dan almarhum Subarmo atau sering di sapa Mbah Barmo bersahabat sudah puluhan tahun, atau tepatnya pada tahun 2000. Kala itu kami tergabung dalam perusahaan media Bumi Pos, milik salah satu tokoh wartawan di Lampung Utara, A. Bastian Raja Mudo. Yang tanpa di sadari Media ini, telah menelurkan generasi pewarta hebat di Lampung Utara termasuk Mbah Barmo.
Saya masih ingat, kala itu bersama Purnomo Sidi, Heri Maulana, Suwandi, Suwardi, Yansen Atik, Mbah Barmo menjadi sosok penghibur lelah teman-teman di Redaksi Bumi Pos dengan tulisan dan syair-syairnya. Meskipun raganya tidak muda lagi, tapi semangatnya luar biasa, loyalitas dan tanggung jawab dalam pekerjaan yang di embannya tidak perlu di ragukan lagi. Selain itu, Mbah Barmo mempunyai karakter tersendiri baik dari cara berpakaian, berbicara, gaya, selalu berbeda dengan yang lainnya. Jadi tak heran, jika hal inilah yang membuatnya di kenal semua kalangan khusus di Lampung Utara,
Di Redaksi Bumi Pos, Mbah Barmo mempunyai sahabat kental diantaranya Suwandi, dan A. Bastian Raja Modo, mungkin kedekatan ini di sebabkan level mereka sama, baik umur,.maupun lainnya. Sebab jujur saja, saat itu saya dan Suwardi masih berstatus lajang dan baru saja menyelesaikan Program Study SI (Sarjana) jadi agak sungkan jika ingin bergabung untuk mengobrol dengan tiga serangkai ini.
Singkat cerita, setelah sekian puluh tahun tak bersama beliau (Mbah Barmo), saya pun mendirikan perusahaan pers di Lampung. Terbesit dalam pikiran untuk mengumpulkan alumnus Redaksi Bumi Pos, akhirnya saya mengajak Suwardi yang saat ini telah sukses dan menjabat Dekan Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Kotabumi, dan Alhamdulillah Suwardi pun tak keberatan untuk kembali bersama menghidupkan perusahaan media di Lampung Utara.
Saya juga masih ingat pasca hari raya Idhul Fitri, Om Suwandi dan Mbah Barmo menemui saya di Masjid yang yang di lingkungan Pemkab Lamoung Utara. Kala iru saya baru selesai menunaikan shalat zhuhur, ada perasaan senang melihat kedatangan Alumnus Bumi Pos, Om Suwandi dan Mbab Barmo, sebab selain senior mereka berdua sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Setelah hampir satu jam, mereka ingin bersama lagi dan membesarkan Media yang baru saya dirikan yakni Harian Warna.id.. Tentunya saya pun dengan senang hati mereka berdua bergabung, namun mengingat usia mereka berdua tidak memungkinkan untuk bekerja berat, saya pun meminta mereka mengisi berita ringan saja dan mereka berdua siap.
Dengan kehadiran mereka berdua, jujur saja saya sangat senang karena bisa menyatukan lagi alumnus Bumi Pos yang sempat menghilang.
“Rul, pokoknya gw bedua wandi (Suwandi) begabung di Warna.ID. Terserah mau jadi apa, yang penting gw mau kita kumpul seperti dulu lagi,” kata Mbah Barmo kala itu bersama om Wandi.
“Ya Rul, pokoknya ajak kami biar kami ada kesibukan. Lama juga kami gak menulis, diam dirumah bosen,” timpal Om Wandi.
Itulah kata yang masih saya ingat di Masjid, mereka berdua mempunyai pikiran yang sama untuk membangun kebersamaan kembali. Tapi sayang, malang tak bisa di tolak, mujur tak dapat di raih, angan-angan tinggal kenangan, rencana tinggal rencana, semua tinggal kenangan,, ternyata Allah lebih menyayangi Mbah Barmo untuk menghadapNya. Mbah Barmo telah tiada, beliau telah meninggal untuk menghadap sang pencipta, Selasa, 20 Juli 2021 pagi ini.
Dibalik semua ini, ada hikmah yang bisa di petik yaitu tekad dan kemauan. Ya itu ada dalam diri Mbah Barmo, meskipun usia tak muda lagi tapi tekad dan kemauannya untuk bekerja sebagai wartawan patut jadi contoh bagi pewarta muda lainnya. Selamat jalan Mbah Barmo, kau adalah sahabat, orang tua kami, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan semoga Allah menempatkan Mbah di tempat terbaik di sisiNya… Aamiin….(*)