Calon Wabup Kena ‘Prank..?’

Img 20210619 101824

Bacalon Wabup Kena ‘Prank..?’

Oleh : Rolly Johan

                Kamis, 07 Oktober 2021

Di balik cerita pemilihan Wakil Bupati lampung Utara, banyak tersimpan misteri. Mulai dari lambannya proses tahapan, sampai dengan nama calon wakil bupati itu sendiri. Sehingga keadaan inilah yang membuat lambannya proses pemilihan, meskipun panitia pemilihan di DPRD Lampura telah di bentuk.

Hal inilah yang membuat saya penasaran dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, sehingga masalah pilwabup ini kian berlarut-larut. Untuk itulah, saya mengundang sekaligus berbincang dengan beberapa ketua partai pengusung pasangan Agung-Budi, diantaranya Ketua Partai PAN, Gerindra, dan Partai Nasdem. Dalam perbincangan dengan ketua PAN, H. Hamidi, SE, di Redaksi Warna. iD beberapa waktu lalu, bupati Lampung Utara, H. Budi Utomo, SE, MM, belum pernah mengundang 4 partai pengusung guna membahas pilwabup. Namun Hamidi tidak menampik jika secara person pernah membahasnya, tapi itu tidak formal sebab ketiga partai lainnya tidak hadir.

“Kalau secara formal belum, kalau person pernah membahas masalah pilwabup. Tapi kan partai pengusung ini ada 4, jadi semua harus diundang agar masalah ini bisa selesai,” kata Hamidi.

Begitu juga dengan Ketua Partai Gerindra Lampura, Farouk Daniel, SH, mengaku belum pernah di undang secara resmi untuk duduk bersama dengan bupati dan 4 partai pengusung guna mambahas Pilwabup atau mencari dua nama yang akan di serahkan ke DPRD unuk di pilih.

“Sampai sekarang belum ada rapat partai pengusung, kalau secara pribadi mungkin saja ya. Tapi kalau secara aturan, ke-4 partai belum pernah di undang pak bupati,” Ujar Farouk di Redaksi Warna.ID.

Untuk menguatkan yang disampaikan kedua tokoh politik ini, saya mencoba menyambangi kediaman ketua Partai Nasdem Lampung Utara, H. Imam Suhada. Dalam obrolan itu Imam sudah terlihat sedikit pesimis dengan pilwabup, indikator pertama, tidak ada komunikasi lanjutan dari Bupati pada partai pengusung, meski tata tertib pilwabup telah di sahkan. Kedua, ada beberapa orang calon yang di beri harapan palsu oleh bupati.

“Harusnya bupati lebih intens menyikapi animo masyarakat, jangan dibiarkan berlarut-larut. Apalagi saya sudah mundur dari.kontestasi, kan sudah terang siapa saja calonnya,” ungkapmya.

“Dulu, bupati ingin saya jadi wakilnya. Sampai pak bupati menemui ketua di Wilayah (Taufik Bastari) meminta agar saya mendampinginya (wabup). Ternyata kita kena Prank, saya gak tau dengan teman lainnya apakah kena Prank juga atau tidak. Haaa,”. Ujarnya terbahak-bahak.

Penjelasan Imam Suhada ini menjadi salah satu bukti, ketidak tegasan Bupati dalam kenyikapi masalah. Dan tidak menutup kemungkinan calon lainnya bernasib sama.

“Saya tidak mengerti maksud dari bupati berbuat demikian, apakah sengaja mengulur waktu atau tidak ingin di dampingi..?’ katanya keheranan.

Jika kita berandai-andai, semua calon dari 4 partai pengusung di beri harapan seperti Imam Suhada, maka akan memakan waktu lama guna menentukan dua nama walaupun ke-4 partai telah melakukan urun rembuk. Sebab semua partai akan mempertahankan amanat Bupati, bahwa calon dari partai merekalah yang berhak mendampingi bupati.

Selain itu kata Imam, dari awal dirinya tidak ingin mencalonkan diri sebagai.Wabup. Sebab menurutnya, secara ekonomi banyak kerugian yang di terima. Pertama, harus mundur dari Anggota DPRD Provinsi. Kedua, perjalanan proses belum tentu mulus. Meski demikian ia mengakui jika.namanya sering di sebut calon kuat mendampingi Bupati, tapi seiring dengan terbitnya keputusan dari DPP Nasdem yang merekomendasikan dirinya sebagai calonwabup, dirinya tetap kekeh dengan pendirian. Ini di buktikannya dengan manarik diri dari kontestan bacalonwabup.

“Pertimbangannya banyak, kenapa.dari awal saya tidak mau. Terlalu banyak yang di korbankan, hanya untuk sekedar menjadi wakil bupati,” beber Imam.

Mungkinkah yang di sampaikan Imam sebagian dari tabir yang ingin di bukanya..? Atau ini murni dari hati kecilnya untuk tidak ikut dalam bursa Calonwabup..?

Tapi apa yang disampaikan Imam, setidaknya membuka mata sekaligus mawas diri bagi calon lainnya. Betapa tidak, Imam Suhada selain ketua Partai dan pengusung, ia adalah salah satu panglima dilapangan bagi pasangan Agung-Budi saat kampanye pada pilkada serentak tahun 2018 lalu.(*)

Please Post Your Comments & Reviews

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *