Lampung Barat – Anjlok nya harga tomat membuat petani di Kabupaten Lampung Barat merana. Bagaimana tidak, sejak awal Januari lalu harga jual tomat di tingkat petani hanya di hargai 800 rupiah per kilogram (kg) nya.
Akibat anjloknya harga tomat, para petani enggan memanen, lantaran hasil penjualan tidak sebanding dengan biaya perawatan, membeli keranjang dan mengeluarkan biaya upah panen.
Pada kondisi harga normal, tomat segar biasanya di jual petani dengan harga Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per Kg. Sekarang cuma laku di jual di kisaran 800 rupiah per kilo, ucap Suyati warga Pekon / Desa Bandar Baru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Senin (20/02/2023).
Lanjut Suyati harga tomat anjlok disebabkan masa panen bersamaan dengan petani tomat di daerah lain. Sehingga stok tomat melimpah termasuk di pasar-pasar tradisional.
Imbas dari anjloknya harga tomat, para petani harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Sebab untuk merawat tanaman tomat, petani membutuhkan perawatan ekstra dengan biaya yang tidak sedikit seprti membeli pupuk dan obat-obatan pembasmi hama.
“Agar petani bisa mendapatkan untung, maka harga tomat di tingkat petani idealnya 4 ribu rupiah hingga 6 ribu rupiah” Kata Suyati.
Suyati mengatakan akibat harga anjlok tidak sedikit petani hanya membiarkan tanaman tomat nya membusuk di pohon serta menebas batangnya guna di ganti dengan tanaman yang baru.
Pertimbangannya, jika dijual harganya terlalu murah sehingga tidak bisa menutupi biaya perawatan. Selain itu, petani juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk ongkos memetik dan membeli keranjang.
“Harga keranjang saja Rp 15 ribuan. Ini belum lagi, biaya untuk tenaga pemetik harian. Jadi, banyak petani yang malas memanen,” pungkasnya. (Sugeng)