“Senjata Makan Tuan”
Oleh : Rolly Johan
Jum’at, 10 Maret 2023
Sekilas Kerajaan istana langit terlihat damai, tentram, dan sejahtera, padahal kerajaan tersebut ibarat api dalam sekam. Ketidakpuasan atau keserakahan mulai tumbuh dalam diri putra mahkota saat dirinya di beri jabatan baru oleh ayahandanya. Kesewenangannya pun mulai nampak manakala dirinya menyingkirkan pejabat secara membabi buta tanpa melihat siapa korbannya.
Padahal jika dilihat tidak ada satupun kekurangan dalam diri putra mahkota, apa yang di inginkan semua akan terwujud dengan seketika baik kedudukan, kekuasaan, kekayaan.
Memang sebelumnya, putra mahkota mempunyai jabatan setara dengan yang di embannya saat ini, namun pasca ayahnya di nobatkan sebagai raja, sang putra mahkotapun mempunyai kekuatan dan kekuasaan lebih di kerajaan tersebut.
Dengan jabatan barunya itulah, putra mahkota mulai mengendalikan kerajaan tanpa di sadari pejabat lainnya. Dan prilaku putra mahkota hanya di diamkan,, seakan disetujui oleh sang raja. Merasa di beri kesempatan, akhirnya putra mahkota merombak semua pejabat kerajaan dan digantikan oleh pejabat yang setia mengikuti perintahnya (Penjilat) dalam kondisi apapun.
Meskipun demikian, apa yang sudah dilakukannya tidak membuatnya puas. Ia ingin menjatuhkan pejabat yang belum mampu disingkirkannya. Berbagai upaya tipu muslihat telah dipersiapkan guna menyingkirkan pejabat tersebut tapi sayangnya tidak berhasil.
Akhirnya dia menggunakan cara yang licik, dia ingin menggunakan kekuatan pejabat lainnya guna menyingkirkan pejabat yang tidak di sukainya dengan cara memfitnah dan memprovokasi agar pejabat tersebut di hukum.
Cara ini nyaris berhasil, pejabat yang di fitnah mulai di hakimi oleh pejabat yang di tunjuk putra mahkota. Sayangnya, putra mahkota tidak sadar jika pejabat yang akan di singkirkan merupakan kepercayaan sang raja (ayahnya). Secara diam-diam pejabat tersebut menemui sang raja dan menjelaskan permasalahannya, sang rajapun terkejut melihat ulah putranya yang licik.
Pertemuan pejabat dan sang raja ini memang harus terjadi, mengingat apa yang dilaksanakan pejabat tersebut atas perintah raja. Dan ini tidak di sadari oleh putra mahkota, bahwa apa yang di lakukan pejabat tersebut atas perintah sang raja.
“Apa yang harus kami lakukan paduka, putra mahkota telah memprovokasi pejabat lain untuk menghakimi dan menghukum kami. Sementara yang kami lakukan atas perintah paduka, jika hamba ceritakan yang sebenarnya nama paduka juga terseret, mohon pertimbangannya paduka,” kata pejabat tersebut.
Sang raja terdiam sejenak, lalu berjalan mendekati pejabat tersebut seraya menepuk bahu kanannya dan berkata.
“Kamu anak saya, jaga nama baik saya. Dan saya percaya sama kamu bagaimana menghadapi masalah ini. Lindungi saya, jangan pernah sebut nama saya,” ujar sang Raja.
Tanpa di sadari percakapan inipun di dengar putra mahkota, dia nampak terkejut sekaligus bingung apa.yang akan dilakukannya. Ia pun menunggu pejabat tersebut keluar dari ruang tamu sang raja, setelah sekian.lama akhirnya pejabat itupun keluar dan langsung di tarik putra mahkota.
“Apa sebenarnya yang terjadi, ada apa kau menghadap ayahanda dan menyampaikan masalah kalian,” tanya putra mahkota.
Dengan amarah yang tak tertahan pejabat tersebut berkata.
“Ini semua ulah mu sendiri, kau ingin menyingkirkan kami dengan cara licik. Tapi kau tidak mengetahui, yang kami lakukan atas perintah ayah mu. Silahkan lanjutkan, kau akan menjerumuskan ayahmu sendiri kedalam penjara,” ketus pejabat itu seraya meninggalkan putra mahkota.
Sepeninggal pejabat tersebut, putra mahkota terdiam sejenak sembari berfikir apakah akan melanjutkan rencananya atau tidak. Jika ia melanjutkanya akan membahayakan keluarganya sendiri (senjata makan tuan), jika tidak dilanjutkan akan mempermalukan dirinya sendiri.. Karena rencana liciknya sudah di ketahui, baik pejabat maupun ayahnya sendiri..
Bersambung…….