“Media Dulu Dan Sekarang”
Oleh Rolly Johan
Rabu, 12 Juli 2023
Sebelum era digitalisasi, saya dapat mengitung dengan jari berapa jumlah media cetak Harian baik lokal maupun Nasional yang beredar di provinsi Lampung, dimana eksistensi media ini tidak usah di ragukan lagi seperti Radar Lampung, Lampost, Tribun, Lampung Ekpres,, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Dll.
Namun sayangnya, Seiring perkembangan zaman, baik media lokal maupun Nasional kian redup tergerus oleh digitalisasi (Online). Ini dapat di buktikan, jika media Nasional dan lokal yang dulu selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, di setiap kios, rumah, perkantoran, kini tak nampak lagi terlihat.
Padahal kita tahu, betapa besarnya media nasional seperti Kompas, Tempo, Media Indonesia, termasuk media Lokal Lampung, kini tak mampu berdiri seperti dulu. Semua perusahaan baik lokal maupun nasional terpaksa harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi saat ini kondisi berbeda, jika sebelumnya masyarakat berlari mencari informasi, saat ini hanya duduk diam, ngopi, mainkan jari dapat informasi berkat digitalisasi. Masyarakat sudah dimanja oleh digitalisasi, mencari, membaca berita atau memesan produk cukup melalui aplikasi di HP.
Dan ini juga saya rasakan, dimana media saya sendiri Harian Warna saat ini hanya mampu cetak satu dua kali saja, dan untuk selebihnya hanya mampu PDF. Keadaan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka harus diterima semua perusahaan media. Ini juga sekarang yang dilakukan media elektronik, guna mempercepat dan mempermudah penyampaian informasi maka di butuhkan media digital yaitu streaming. Agar, pemirsa lebih cepat dan praktis melihat (menonton) informasi terkini melalui HP.
Hebatnya, ditengah-tengah redupnya perusahaan media besar ini, ternyata ada ratusan media cetak yang tumbuh berkembang dalam kurun 2 tahun terakhir ini, khususnya di Kabupaten Lampung Utara. Dari data yang saya peroleh dari Dinas Kominfo Lampura, tercatat 80 an media cetak harian, dan puluhan cetak Mingguan.
Sebagai mantan Kepala Biro Harian yang hampir 17 tahunan, merasa heran, kaget dan bangga melihat pesatnya perkembangan Media cetak Harian ini. Dimana di tengah inflasi dan digitalisasi mampu berdiri dan bertahan, dan ini merupakan sebuah kejutan yang luar biasa dimana ada perusahaan media yang baru muncul namun mampu mengimbangi perkembangan zaman.
Eksistensi media baru ini dapat di jadikan referensi bagi saya untuk belajar tentang bagaimana menjalankan perusahaan media cetak untuk dapat terus berjalan. Apalagi media cetak tersebut belum mempunyai meain cetak sendiri, tapi mampu di sejajarkan keberadaannya dengan media besar lainnya.
Data ini berbanding terbalik dari data dewan pers yang di sampaikan pada Hari Pers Nasional (HPN) Pada bulan Februari 2023 di Medan Sumatera Utara, tercatat sebelumnya ada 600 Media Cetak Harian kini tinggal 309 an Perusahaan Media cetak yang masih bertahan. Dan tidak menutup kemungkinan terus berkurang, seiring dengan perkembangan zaman.
Inilah yang membuat saya kagum, dan sangat hormat pada puluhan perusahaan media yang tercatat di Diskominfo Lampura. Sebab, jujur saja dengan kondisi ini saya pribadi tak mampu lagi untuk menjalankan media cetak secara continue terkecuali pdf.
Semoga kehadiran puluhan media Harian ini, dapat menjadi acuan bagi saya dan teman-teman perusahaan lain untuk dapat kembali eksis di tengah-tengah digitalisasi.
Terkhususnya bagi media yang tidak memiliki mesin cetak sendiri, tapi mampu bertahan dan berkembang. Ini dapat dijadikan motivasi bagi saya, untuk mengikuti jejaknya.(*)