“Kisah Penjual Roti”
Oleh : Rolly Johan
Minggu, 17 September 2023
Seorang pria setengah baya berniat pulang kekampung halamannya sekaligus membuka usaha ditanah kelahirannya, namun pria ini masih bimbang usaha apa yang akan dilakoninya untuk menghidupi keluarganya.
Sementara disatu sisi, pria ini tidak mempunyai bekal (modal) ataupun kolega yang dapat membantu mengembangkan usahanya kelak.
Dalam kebimbangan tersebut, pria ini mendapat kabar jika di kampung halamannya ada seorang owner (pemilik) usaha Roti yang sedang membutuhkan tenaga kerja atau tepatnya mencari sosok manager untuk mengembangkan usahanya. Dengan pengalaman yang dimiliki sebagai pekerja perusahaan makanan, pria ini langsung saja mengajukan lamarannya.
Meskipun rival (saingan) calon manager banyak, pria ini tidak gentar karena dirinya telah puluhan tahun sebagai pekerja dioerusahaan makanan. Dalam tes wawancara pria ini berhasil meyakinkan owner, jika dirinya mampu mengembangkan usaha roti sekaligus mendapat keuntungan yang besar.
Singkat cerita pria ini terpilih menjadi manager, dan langsung melakukan gebrakan yang luar biasa untuk mengembangan usaha. Terobosan pria ini selalu dipantau dan mendapat apresiasi dari owner, harapannya dalam waktu beberapa bulan dapat terlihat hasilnya.
Pria ini setiap hari melaporkan hasil kerjanya sekaligu menyakinkan pada owner, jika usaha roti ini akan menuai hasil yang besar. Seperti terhipnotis, akhirnya sang owner percaya 100% pada pria yang baru berapa bulan diangkatnya sebagai manager untuk terus melakukan terobosan bisnis sehingga dapat lebih berkembang.
Waktu telah berjalan hampir satu tahun, usaha roti terlihat berkembang, dan sang manager semakin puas dengan hasil kerjanya. Ratusan roti habis terjual dalam waktu satu hari, melebihi dari target yang diterimanya. Bahkan terkadang pembeli harus antri jauh sebelumnya untuk mendapatkan roti, karena roti semakin banyak peminatnya.
Keberhasilan ini terdengar oleh owner, dan mencoba memanggil manager dimana telah berapa bulan terakhir manager ini belum melaporkan perkembangan usahanya sekaligus ingin mengetahui keuntungan dalam kurun waktu hampir satu tahun.
Sangat disayangkan, manager selalu berhalangan ketika dipanggil owner untuk memberikan laporan hasil kerja dengan berbagai alasan. Begitu juga pemanggilan kedua dan ketiga, sang manager selalu mengelak dengan alasan sibuk mengatasi pembeli yang semakin membludak.
“Maaf pak, saya belum bisa memberikan laporan karena usaha kita sedang sibuk-sibuknya. Pembelinya makin ramai pak, kita kualahan pak. Kalau sudah beres nanti saya menghadap pak, mohon maaf pak sebellumnya,” demikian pesan what’s up yang diterima owner dari managernya. Dan jawaban dan alasan ini terus dilakukan oleh manager
Hal inilah yang membuat owner curiga, sejak diangkat menjadi manager hanya berapa kali saja memberikan laporan. Sementara dalam pantauan owner, usahanya banyak peminatnya/pembeli jauh melebih dari hasil manager sebelumnya.
Owner pun langsung mengutus orang kepercayaannya untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi, sehingga manager selalu mengelak ketika diminta memberikan laporan hasil kerja.
Setelah beberapa hari, akhirnya orang kepercayaan owner menemukan jawabannya mengapa manager selalu beralasan ketika dimintai laporan. Ternyata ada sesuatu permainan nakal yang dilakukan manager untuk meraup keuntungan pribadi, yang dilakukan oleh manager bersama antek-anteknya.
Mendapat laporan ini, owner pun murka pada manager. Dengan gerak cepat owner memberhentikan operasional usaha yang ditangani manager dengan alasan belum mendapat laporan keuangan. Keadaan ini membuat manager kelimpungan, sebab banyak pesanan yang belum dikerjakan namun dananya telah diterimanya melalui banking.
Dengan berbagai upaya manager terus meyakini pemesan, jika orderan akan tiba tepat waktu. Manager beralasan ada kesalahan tekhnis terutama mesin cetakan roti sednag mengalami kerusakan, sehingga perlu perbaikan.
Owner yang telah mengetahui permainan nakal manager, langsung memblokir setiap gerakan manager dan anteknya untuk meraup keuntungan pribadinya. Semua akses manager langsung dikunci oleh owner, agar langkah manager tidak lagi bebas seperti biasanya.
Dengan cctv yang terpasang, owner pun dapat melihat manuver manager pasca diberi hukuman. Ternyata hukuman ini tidak membuatnya introspeksi diri, bahkan kian menjadi. Terbukti secara diam-diam, manager ini telah menjalin hubungan dengan owner lain demi melindungi jabatannya sebagai manager.
Ironinya, owner baru yang dianggap manager dapat mengatasi masalahnya ternyata masih dibawah perusahaan tempatnya bekerja. Alhasil, owner baru tersebut dipanggil dan akan diberi sanksi jika bekerja sama dengan manager. Akhirnya owner barupun mundur, dan tidak ingin dan percaya lagi dengan bualan manager.
Saat ini, manager kembali mencari langkah agar usaha meraup keuntungan pribadi dapat berjalan tanpa halangan. Upaya terus dilakukan, namun sayangnya semua akses telah ditutup oleh ownernya. Prilaku manager ini membuat owner hilang kesabaran, dan dalam waktu dekat akan mengambil tindakan pemecatan bagi manager yang telah menghancurkan perusahaannya. (*)