Tidak Ada Anggaran, Make Up Paskibraka Lampura Ditanggung Sendiri Sampai “Jual Kambing”

Fb Img 1723778005999

Lampung Utata – Miris melihat keadaan Kabupaten Lampung Utara, untuk Anggaran Make Up anak Paskibraka khusus siswa wanita tidak ada anggarannya dan ditanggung orang tuanya masing-masing (ditanggung sendiri).

Hal ini terungkap oleh salah satu orang tua siswa yang mengikuti rapat saat kunjungan anak diklat di Hotel Cahaya, Kotabumi, beberapa waktu lalu, penjelasan salah satu panitia mengatakan tidak ada anggaran untuk make up bagi anak wanita pasukan pengibar bendera hari kemerdekaan, 17 Agustus 2014 (besok).

Pernyataan panitia ini membuat para orang tua wali kecewa, pasalnya kejadian ini hanya terjadi di Lampung Utara, sementara di kabupaten lain semua ditanggung pemerintab setempat (Panitia).

Bukan hanya itu saja, Beban wali siswa ini sudah dirasakan saat anaknya akan masuk diklat Paskibraka. Dimana orang tua sibuk mencari peralatan dengan memakan dana Rp2  Jutaan lebih terutama bagi siswa perempuan.

“Saya sampai jual kambing untuk beli alat-alat anak ini, bukan sedikit biaya masuk diklat. Sekarang harus menanggung biaya make up sendiri, emang gak ada anggaran apa dikantor Kesbang itu,” ujar salah satu wali.

Begitupun dengan wali yang lain, mereka mengeluh dengan kinerja panitia. Dimana hanya sebatas make up saja tidak ada anggaran, padahal menurut mereka dari dulu anak-anak  paskibraka hanya membawa badan saja saat masuk diklat.

“Mau ketawa takut dosa, ini sejak dipegang Kesbangpol jadi aneh. Dana kecil seperti make up tidak ada anggaran, beda saat dipegang Dinas Pemuda Olah Raga, semua ditanggung,” gerutu salah satu wali.

Sementara kepala Kesbangpol, Mat Soleh membenarkan tidak adanya anggaran make up bagi anak Paskibraka dan ditanggung orang tua masing-masing.

“Tidak ada anggarannya, jadi biaya orang tuanya masing-masing,” jawab Mat Soleh saat dikonfir melalui Hand Phone, Jum’at 16 Agustus 2024.

Terpisah, mantan Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Lampung Utara, Efrizal Arsyad ketika ditanya soal ini, Minak Ef (Sapaan akrabnya) tersenyum dan menggelangkan kepalanya.

“Aneh kan..? Masa gak ada anggarannya. Jaman saya waku kadis, anak-anak itu hanya bawa badan saja masuk diklat. Semua sudah ditanggung panitia, kok ini nyusahin orang tua sampe jual kambing. Kalau begini, mana ada yang akan ikut paski kedepannya,” terang Minak Ef. (*)

Please Post Your Comments & Reviews

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *